WELCOME TO MY BLOG ^_^

Kamis, 24 Oktober 2013

GEMPA BUMI







    Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi 
di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam 
secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik
Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakkerak Bumi (lempeng Bumi).  
         
Jenis Gempa Bumi
Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:
Berdasarkan Penyebab

·      Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, 
yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak 
yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. 
Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, 
getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi.

·      Gempa bumi tumbukan 
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang 
jatuh ke Bumi,jenis gempa Bumi ini jarang terjadi

·        Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada
 daerah pertambangan,gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

·      Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas
 dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan
 ke permukaan bumi.

·      Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa 
terjadi sebelum gunung api meletus.
 
Berdasarkan Kedalaman
·      Gempa bumi dalam

Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km 
di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
·      Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km
 sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
 menimbulkan 
kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

·      Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km
 dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan tipenya gempa dapat dibedakan atas:

TypeI : Pada tipe ini gempa  utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa 

pendahuluan (fore shock).

Type II :Sebelum terjadi gempa  utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan 

dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.

Type III: Tidak terdapat gempa  utama. Magnitude dan jumlah gempa yang terjadi

 besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat 
berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm 
dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik.



Karakteristik Gempabumi

  • Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
  • Lokasi kejadian tertentu
  • Akibatnya dapat menimbulkan bencana
  • Berpotensi terulang lagi
  • Belum dapat diprediksi
  • Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi


Mengapa gempa bumi dapat terjadi?
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/ImagesWeb/lempeng_tektonik.gif

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng 

tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung 
diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini 
bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan 
lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik 
yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran 
tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori
 sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan
 Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/ImagesWeb/lapisan_bumi.jpgLapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, 
merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian 
paling atas berada pada kondisi padat dan kaku.
 Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh 
lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini 
sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam 
keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak 
sesuai dengan proses pendistribusian panas
 yang kita kenal sebagai aliran konveksi. 
Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari 
litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. 
Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng 
lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati
(collision) dan saling geser (transform).

http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/ImagesWeb/tektonik_indonesia.jpgJika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi,
 saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat
 dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. 
Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga 
terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan 
pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga 
terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.

Mengapa Indonesia di sebut sebagai daerah rawan gempa?      
    Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur 
pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, 
dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam 

lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. 
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar 
dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga 
Indonesia juga rawan tsunami.
Magnitude Gempa

Magnitude adalah ukuran kekuatan gempa, menggambarkan besarnya energi yang 

terlepas pada saat gempa terjadi dan merupakan hasil pengamatan Seismograf. 
Di Indonesia (BMKG) Magnitude menggunakan skala Richter (SR). 
Konsep “Magnitude Gempa” sebagai skala kekuatan relatif hasil dari pengukuran fase 
amplitude dikemukakan pertama kali oleh K. Wadati dan C. Richter sekitar tahun 1930
 (Lay. T and Wallace. T.C,1995).
Bila terjadi sebuah gempa di suatu daerah ,stasiun pencatat gempa akan 
menghasilkan informasi seismik berupa rekaman sinyal berbentuk gelombang 
yang setelah melalui proses manual atau non manual akan menjadi data bacaan fase 
(phase reading data).Informasi seismik selanjutnya mengalami proses 
pengumpulan, pengolahan dan analisis sehingga menjadi parameter gempa. 
Parameter gempa tersebut meliputi : Waktu kejadian gempa, Lokasi episenter, 
Kedalaman sumber gempa, Kekuatan gempa, dan Intensitas gempa.
Kekuatan gempa dinyatakan dengan besaran Magnitude dalam skala logaritma 
basis 10. Suatu harga Magnitude diperoleh sebagai hasil analisis tipe gelombang 
seismik tertentu (berupa rekaman getaran tanah yang tercatat paling besar) dengan 
memperhitungkan koreksi jarak stasiun pencatat ke episenter.
Dewasa ini terdapat empat jenis Magnitude yang umum digunakan 

(Lay. T and Wallace. T.C, 1995) yaitu : Magnitude lokal, Magnitude bodi, 
Magnitude permukaan , magnitude durasi dan Magnitude momen.

Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempa dapat dibedakan atas :
1. Gempa sangat besar dengan magnitude lebih besar dari 8 SR.
2. Gempai besar magnitude antara 7 hingga 8 SR.
3. Gempa merusak magnitude antara 5 hingga 6 SR.
4. Gempa sedang magnitude antara 4 hingga 5 SR.
5. Gempa kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR .
6. Gempa mikro magnitude antara 1 hingga 3 SR .
7. Gempa ultra mikro dengan magnitude lebih kecil dari 1 SR .
Terdapat perbedaan besaran magnitude yang dikeluarkan oleh BMKG,USGS,
GEOFON atau EMSC.
Hasil penentuan besar magnitude yang dilakukan secara otomatis juga dapat 

berbeda karena penggunaan software yang berbeda.
Hasil penentuan besar magnitude yang dilakukan secara manual juga dapat 

berbeda dikarenakan penentuan parameter-parameter yang diinput oleh seorang 
analisis dapat berbeda.
Namun perbedaan hasil magnitude antara Mb dan ML dari sumber gempa yang 

sama pada umumnya selisihnya tidak melebihi dari 0.9 SR .